CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »
Google

Senin, 25 Februari 2008

Kelelawar Yang Pengecut

Di sebuah padang rumput di Afrika, seekor

Singa sedang



menyantap makanan. Tiba-tiba seekor burung elang terbang rendah dan menyambar makanan kepunyaan Singa. “Ku
rang ajar” kata singa. Sang Raja hutan itu sangat marah sehingga memerintahkan seluruh binatang untuk berkumpul dan menyatakan perang terhadap bangsa burung.

Mulai sekarang segala jenis burung adalah musuh kita”, usir mereka semua, jangan disisakan !” kata Singa. Binatang lain setuju sebab mereka merasa telah diperlakukan sama oleh bangsa burung. Ketika malam mulai tiba, bangsa burung kembali ke sarangnya.

Kesempatan itu digunakan oleh para Singa dan anak buahnya untuk menyerang. Burung-burung kocar-kacir melarikan diri.

U
ntung masih ada burung hantu yang dapat melihat dengan jelas di malam hari sehingga mereka semua bisa lolos dari serangan singa dan anak buahnya.


Melihat bangsa burung kalah, sang kelelawar merasa cemas, sehingga ia bergegas menemui sang raja hutan. Kelelawar berkata,”Sebenarnya aku termasuk bangsa tikus, walaupun aku mempunyai sayap. Maka izinkan aku untuk bergabung dengan kelompokmu, Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk bertempur melawan burung-burung itu”. Tanpa berpikir panjang singa pun menyetujui kelelawar masuk dalam kelompoknya


.

Malam berikutnya kelompok yang dipimpin singa kembali menyerang kelompok burung dan berhasil mengusirnya. Keesokan harinya, menjelang pagi, ketika kelompok Singa sedang istirahat kelompok burung menyerang balik mereka dengan melempari kelompok singa dengan batu dan kacang-kacangan. “Awas hujan batu,”

teriak para binatang kelompok singa sambil melarikan diri. Sang kelelawar merasa cemas dengan hal tersebut sehingga ia berpikiran untuk kembali bergabung dengan kelompok burung. Ia menemui sang raja burung yaitu burung Elang. “Lihatlah sayapku, Aku ini seekor burung seperti kalian”. Elang menerima kelelawar dengan senang hati.

Pertempuran berlanjut, kera-kera menunggang gajah atau badak sambil memegang
busur dan anak panah. Kepala mereka dilindungi dengan topi dari tempurung kelapa agar tidak mempan dilempari batu. Setelah kelompok singa menang, apa yang dilakukan kelelawar ?. Ia bolak balik berpihak kepada kelompok yang menang. Sifat pengecut dan tidak berpendirian yang dimiliki kelelawar lama kelamaan diketahui oleh kedua kelompok singa dan kelompok burung.


Mereka sadar bahwa tidak ada gunanya saling bermusuhan. Merekapun bersahabat kembali dan memutuskan untuk mengusir kelelawar dari lingkungan mereka. Kelelawar merasa sangat malu sehingga ia bersembunyi di gua-gua yang gelap. Ia baru menampakkan diri bila malam tiba dengan cara sembunyi-sembunyi.

Kamis, 21 Februari 2008

LOMBA LARI KANCIL DAN SIPUT

Dikisahkan bangsa siput menantang kembali Sang Kancil berlomba lari. Dua puluh tahun yang silam siput berhasil memenangkan lomba lari karena kancil yang ditugaskan berlomba lari malahan tidur-tiduran sementara siput merayap dengan pasti menuju garis finish. Penyebab kekalahan kancil adalah dia terlalu meremehkan kemampuan siput dan si kancil lomba adalah seorang pemalas yang suka berleha-leha tidur-tiduran dulu sebelum bekerja.


Pada perlombaan kedua yang dilakukan 10 tahun silam kembali siput memenangkan pertandingan berkat strategi siput yang berbaris sepanjang garis start hingga finish. Setiapkali kancil memanggil nama siput, siput yang berada di depan kancil menyahut, begitu seterusnya hingga si kancil kalah dalam pertandingan karena menyangka siput selalu berlari didepannya. Kancil bodoh itu tertipu karena tidak tahu bahwa siput memiliki cangkang yang berbeda-beda pola warnanya sehingga bisa dibedakan satu dengan yang lainnya.

Walaupun si kancil lomba itu rajin, dia gagal menang karena ketidakmampuannya membedakan siput. Nah, baru pada perlombaan ketiga ini bangsa kancil berhasil memenangkan pertandingan setelah wakil kancil sukses mengalahkan wakil siput. Disiplin dan etika yang dipaksakan Kancil Senior dengan tangan besi kepada seluruh bangsa kancil telah merubah bangsa kancil menjadi bangsa yang cerdik, cepat dan rajin. Tak heran mereka dengan mudah mengalahkan siput dalam lomba lari. Setiap binatang punya kelebihan. Mengapa siput mesti bertanding pada hal-hal yang menjadi titik kelemahannya. Mengapa dia sibuk menambal kelemahan-kelemahannya, bukannya memaksimalkan hal-hal yang menjadi kelebihannya?. Sebuah pertanyaan yang diam-diam kancil simpan dalam hati.

“Pernah kepikir gak, para siput itu jagoan merayap di atas dinding tegak lurus? tanya Sang Kancil “Trus kenaapa? Buat apa aku mikir yang begituan? “Sadar gak siy dirimu kalau itu adalah kelebihan? Insyaf gak siy dirimu kalo Aku, Sang Kancil gak bisa melakukan itu? “Apa hebatnya jago merayap? Itu adalah keahlian biasa yang dengan mudah dimiliki seekor siput. Tak ada yang dapat dibanggakan dari merayap!” “Kalian para siput dapat mencapai daun-daun enak yang berada di dinding tebing yang tinggi. Kalian bisa merayap untuk menikmati gurihnya pucuk-pucuk daun muda pepohonan yang tak pernah bisa kunikmati karena terlalu tinggi buatku!” “Tapi itu tak ada apa-apanya dibanding kehebatan dalam berlari seperti yang kau punya!” “Gak juga.

Kalian bisa merayap untuk mendapatkan air yang tersembunyi di lorong-lorong kecil di hutan ini. Saat musim kemarau kalian tidak akan sesulit aku mendapatkan air!” “Tetap saja merayap itu untuk si lambat dan sama sekali tidak pernah membuat kami bangga!” “Kalian tidak butuh kemampuan berlari seperti kami. Macan yang gemar memburu kami -- tak berminat mengejar-ngejar kalian. Lari adalah jalan hidup kami. Merayap adalah jalan hidup kalian!” “Bila kami bisa berlari, kami akan lebih senang dan lebih terlindung! “Ah gak juga. Kalian punya cangkang yang kuat untuk melindungi diri. Kalian para siput punya warna cangkang untuk menyamarkan diri dari para musuh. Secara kalian lebih aman sembunyi daripada lari, kalian sama sekali tidak butuh kemampuan berlari” “Dengar Kancil, lari adalah kebanggaan kami, jalan hidup pilihan kami!” “Malangnya nasibmu. Sungguh malang seekor perayap sejati memilih berlomba lari. Kalian hanya akan jadi pecundang di dunia lari! Kalian adalah raksasa di dunia merayap, sungguh amat bodoh sekali memilih berlomba lari!” “Lari adalah mitos paling bersejarah warisan nenek moyang siput” “Kalian sungguh menyedihkan! Hidup dengan kebanggaan semu. Berjuang habis-habisan untuk mencapai sesuatu yang tidak kalian butuhkan. Kalian percuma saja berlatih keras berlari.

Kaki-kaki kalian adalah kaki perayap sejati. Kalian jauh lebih dahsyat daripada kami dalam merayap. Tapi kalian mengingkari takdir kalian. Kalian lari dari kenyataan bahwa kalian bukan pelari tapi perayap” “Jangan ajari aku menerima kenyataan pahit’ “Sama sekali bukan kenyataan pahit! Ikan adalah para jagoan renang, dan itu tidak lebih rendah dari berlari. Gajah adalah jagoan mengangkat pohon-pohon besar, dan mereka sama sekali tidak merasa lebih rendah dari binatang jagoan lari. Burung-burung bangga dengan kemampuannya terbang melanglang jagad raya. Meraka membawa cerita-cerita dahsyat tentang negeri-negeri jauh yang belum pernah kita kenal. Mereka bangga dengan kemampuan terbang yang mereka miliki” ^_^ Siput diam. Hatinya masih membara oleh mitos kemanangan siput atas kancil yang telah tumbang. Baginya tak ada yang lebih menyedihkan daripada runtuhnya mitos yang menjadi kebanggaan seluruh bangsa siput.

Kini apalagi yang bisa dibanggakan setelah ditaklukkan Sang Kancil. Lari serasa segalanya baginya. Tanpa kemenangan dalam lomba lari tak ada artinya lagi dirinya. Walaupun menangkap kebenaran di balik kata-kata Sang Kancil tentang bermacam-macamnya kelebihan yang dimiliki binatang, sulit baginya menerima kenyataan bahwa berlari adalah bukan untuk siput. Sungguh pahit untuk ditelan. Karena masyarakat binatang di hutan melihat kehebatan berlari adalah sebuah kebanggaan, sementara merayap tak pernah disebut-sebut.

Kamis, 14 Februari 2008

THE 100th DRAGONFLY

Kinanti Sekar Kusmodjati,gadis 16 tahun, siswi SMA Antariksa adalah seorang kolektor capung amatir. kegemarannya bermula dari capung-capung yang dilihatnya di sekitar kolam ikan mas halaman belakang rumah Eyang Kakungnya.


Minatnya pada capung semakin memuncak ketika ia mengenal Daren White, seorang mahasiswa sekaligus asisten profesor yang bisa menelti serangga di University of Guelph,Ontario Kanada. Kinanti berkenalan dengan Daren White melelui alamat e-mail yang di dapatnya dari Hendrawan Bachtiar, seorang pembawa acara talk show yang direlay olleh stasiun tv swasta luar negeri, News Media.

Daren banyak sekali memberi informasi pada Kinanti tentang capung. Disela-sela pengiriman e-mail yang intens, cinta mulai tumbuh antara Kinanti dan Daren. Daren juga mengimkan dua ekor capung pada Kinanti. Capung yang petama adalah Emperor Dragonfly yang berwarna biru elektrik, dan yang kedua adalah capung jingga keemasan yang didapat Daren ketika melakukan penelitian di Afrika Selatan.

Kinanti juga sedang menantikan koleksi capungnya genap berjumlah seratus ekor. Daren berjanji akn membawakan capung keseratus untuk koleksi Kinanti. Seekor capung raksasa dengan panjang sayap 18 cm, berasal dari Amerika Selatan.

pengumuman

bagi yang memiliki cerpen menarik boleh anda kirimkan di:
imaduddin_abdurrahim@yahoo.co.id
atau
imaduddin_9d@yahoo.co.id

SITI NURBAYA

ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka boleh dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. sejak saat itu hingga dewasa dan mengarti cinta, ia hanya hidup bersama baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. baginda sulaiman adalah seorang pedagang terkemuka di kota Padang. sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.

pada mulanya, usaha perdagangan Baginda sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar seluruh kios milik Bagunda Sulaiman.

kirim komentar anda


Tagboard by Tag-Board.Org
Name:

URL or Email:

Message [Smilies]:

Apakah kesan anda terhadap blog ini